
Zulfa naily sabila
Program Studi Kewirausahaan
Universitas Muhammadiyah Gresik
Email : zulfa.naily17@gmail.com
ABSTRAK
Kehadiran Muhammadiyah dalam sejarah Indonesia telah menjadi bagian penting dalam perjalanan kemajuan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Tulisan ini membahas peran signifikan Muhammadiyah dalam mendorong perkembangan Indonesia dari masa ke masa. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis untuk menganalisis peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan, membangun infrastruktur pendidikan, serta mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial dan kesejahteraan. Kata kunci seperti “Muhammadiyah”, “sejarah”, “peran”, dan “kemajuan” menjadi fokus utama dalam pembahasan ini. Temuan menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukan hanya sebuah gerakan keagamaan, tetapi juga sebuah kekuatan sosial yang telah berperan dalam mengubah wajah Indonesia. Melalui pendidikan yang inklusif, pemberdayaan masyarakat, dan upaya-upaya keadilan, Muhammadiyah terus berkontribusi dalam memajukan bangsa ini. Implikasi dari penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana organisasi keagamaan dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan maju.
Kata Kunci: Muhammadiyah Indonesia
PENDAHULUAN
Dalam konteks sejarah Indonesia. Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Dalam tulisan oleh Asy’ari, et al. (2015), peran penting tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam menggerakkan semangat nasionalisme dan mempersiapkan masyarakat untuk meraih kemerdekaan ditekankan. Melalui kegiatan sosial dan pendidikan, Muhammadiyah memberikan fondasi yang kuat bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan. Muhammadiyah terus berperan dalam upaya pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan. Menurut penelitian oleh Riyadi (2019), Muhammadiyah telah memainkan peran signifikan dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia, dengan mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Namun, peran Muhammadiyah tidak terbatas pada bidang pendidikan saja. Organisasi ini juga aktif dalam upaya memerangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial. Dalam analisis oleh Hasanuddin (2016), peran Muhammadiyah dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat terbukti efektif melalui program-program seperti zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Muhammadiyah juga menjadi pelopor dalam advokasi hak-hak perempuan dan anak-anak serta mempromosikan kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Muhammadiyah semakin menegaskan perannya sebagai agen perubahan sosial dan pembaruan keagamaan. Dalam studi oleh Salim (2020), transformasi Muhammadiyah dalam menyikapi tantangan-tantangan kontemporer seperti radikalisme, intoleransi, dan ekstremisme telah menjadi sorotan. Melalui pendekatan yang inklusif dan progresif, Muhammadiyah berupaya untuk memperkuat pemahaman agama yang moderat dan toleran, serta membangun jaringan kerjasama lintas agama untuk mempromosikan perdamaian dan harmoni sosial.
PEMBAHASAN
PERAN MUHAMMADIYAH DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA
- Perkembangan dan Pengaruh Muhammadiyah
Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah terus berkembang dan memiliki pengaruh yang luas di Indonesia.Organisasi ini telah membentuk banyak lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lembaga kesejahteraan sosial di seluruh negeri. Muhammadiyah juga memiliki jaringan organisasi pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, agama, dan kebudayaan.
- Kontribusi Muhammadiyah dalam Bidang Sosial dan Kemanusiaan
Muhammadiyah juga dikenal karena kontribusinya dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Melalui lembaga-lembaga sosialnya, Muhammadiyah memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi darurat seperti bencana alam, konflik sosial, dan kemiskinan.Muhammadiyah aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan, penyediaan layanan kesehatan, dan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
- Transformasi Muhammadiyah di Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, Muhammadiyah mengalami transformasi dalam menjawab tantangan sosial dan keagamaan yang muncul.Organisasi ini terus beradaptasi dengan perubahan zaman dan mengimplementasikan strategi yang relevan dalam upaya memperkuat posisinya dalam masyarakat.
- Penerimaan dan Pengaruh Muhammadiyah di Masyarakat
Muhammadiyah telah diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Gerakan ini memiliki jutaan anggota dan pendukung yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Pemikiran dan pendekatan Muhammadiyah dalam memadukan ajaran Islam dengan pembangunan sosial telah memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan umat Muslim dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
- Kontribusi Muhammadiyah dalam Dialog Antaragama
Muhammadiyah juga terlibat dalam dialog antaragama dengan komunitas agama lain di Indonesia.Gerakan ini mempromosikan toleransi, kerjasama, dan saling pengertian antara umat beragama sebagai bagian dari upaya membangun kerukunan dan keharmonisan di
Pendidikan sebagai Alat Muhammadiyah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di
Ponorogo, dalam rangka melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Matan ini diubah dan disempurnakan, khususnya pada peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 berlangsung di Yogyakarta dengan bertemakan “Tajdid Muhammadiyah”, atau Pembaharuan
Adapun yangdimaksud dengan Tajdid Muhammadiyah adalah mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang, meliputi Ideologi (Keyakinan dan Cita-cita Hidup), Khittah Perjuangan, Gerak dan Amal Usaha, Organisasi, Sasaran. Pada akhir periode “Nasakom” atau periode “Demokrasi Terpimpin” (5 Juli 1959 – 11Maret 1966) bangsa Indonesia pada umumnya, termasuk juga Persyarikatan Muhammadiyah menghadapi persoalan politik yang
sangat dilematik. Pada periode rezim ini kehidupan politikNegara ditandai dengan menyoloknya dominasi PKI dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Kesempatan yang sangat bagus ini oleh PKI tidak disia-siakan guna menghantam lawan-lawan ideologinya.Menghadapi pilihan masuk atau tidak masuk dalam lembaga situasi seperti ini, bagi Muhammadiyah benar-benar dirasakan sebagai suatu persoalan yang sangat dilematis.
Kalau Muhammadiyah memilih opsi pertama, yaitu masuk ke dalam Front Nasional, Muhammadiyahakan selamat dari berbagai macam rongrongan dan fitnah, namun jelas sekalibahwa Front Nasional adalah merupakan lembaga politik, suatu lembaga yang teoriperjuangannya bertolak belakang dengan “Kepribadian Muhammadiyah”, bertolak belakang dengan sibghah nya sebagai “Gerakan Dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Sebaliknya kalau Muhammadiyah memilih opsi yang kedua pasti akan dikategorikan ke dalam kelompokKontra Revolusi, suatu
kekuatan yang akan di ganyang, dilindas dan dihancurkan oleh barisanMatan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 diPonorogo, dalam rangka melaksanakan amanat MuktamarMuhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Matan ini diubah dandisempurnakan, khususnya pada peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.MuktamarMuhammadiyah ke-37 tahun 1968 berlangsung di Yogyakarta dengan bertemakan “Tajdid Muhammadiyah”, atau Pembaharuan Muhammadiyah. Adapun yang dimaksud dengan Tajdid Muhammadiyah adalah mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang, meliputi Ideologi (Keyakinan dan Cita-cita Hidup), Khittah Perjuangan, Gerak dan Amal Usaha, Organisasi, Sasaran. Pada akhirperiode “Nasakom” atau periode “Demokrasi Terpimpin” (5 Juli 1959– 11Maret 1966) bangsa Indonesia pada umumnya, termasuk juga Persyarikatan Muhammadiyah menghadapi persoalan politik yangsangat dilematik. Pada periode rezim ini kehidupan politik Negara ditandai dengan menyoloknya dominasi PKI dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Kesempatan yang sangat bagus ini oleh PKI tidak disia-siakan guna menghantam lawan-lawan ideologinya. Menghadapi pilihan masuk atau tidak masuk dalam lembaga situasi seperti ini, bagi Muhammadiyah benar-benar dirasakan sebagai suatu persoalan yang sangat dilematis. Kalau Muhammadiyah memilih opsi pertama, yaitu masuk ke dalam Front Nasional, Muhammadiyah akan selamat dari berbagai macam rongrongan dan fitnah, namun jelas sekali bahwa Front Nasional adalah merupakan lembaga politik, suatu lembaga yang teori perjuangannya bertolak belakang dengan “KepribadianMuhammadiyah”, bertolak belakang dengan sibghah nya sebagai“Gerakan Dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Sebaliknya kalau Muhammadiyah memilih opsi yang keduapasti akan dikategorikan ke dalam kelompok Kontra Revolusi, suatu kekuatan yang akan di ganyang, dilindas dan dihancurkan oleh barisan ya: “Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah ia beriman (dia akanmendapatkan murka dari Allah),kecuali orang yang dipaksa kufur, padahal atinya tetap tenang/konsisten dalam keimananya (dia tidak berdosa atas keterpaksaan nya itu). Akan tetap iorang yang lapang dadanya (tidak sangat terpaksa) untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah akan menimpanya dan baginya adzab yang besar”.
Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan politik. Pada masa pergerakan nasional, pembaharuan-pembaharuan di segala bidang tersebut sangat membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah upaya Muhammdiyah melakukan perjuangan melalui pendidikan.
Muhammdiyah sebagai organisasi yang fokus pada ajaran agama Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara membangun pendidikan yang tidak jauh dari ciri khas agama Islam itu sendiri. Dalam membangun pendidikan, sekolah yang didirikan oleh Muhammdiyah berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang akan membuat manusia mencapai kesempurnaan standar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, juga berlandaskan pada memerangi kebodohan sehingga menjadikan manusia yang berkualitas dan bermartabat.
Pembelajaran di sekolah yang didirikan oleh Muhammadiyah terdapat dua jenis yaitu pelajaran umum dan pelajaran agama. Hal tersebut merupakan perpaduan antara sistem pendidikan di sekolah Belanda dengan pesantren. Oleh karena itu, siswa yang menempuh pendidikan di Muhammdiyah tidak akan tertinggal dengan siswa yang menempuh pendidikan di sekolah Belanda maupun di pesantren. Bahkan, siswa yang menempuh pendidikan di Muhammdiyah mendapatkan ilmu pengetahuan yang sempurna karena tidak hanya ilmu pengetahuan umum saja, tetapi juga ilmu pengetahuan agama sehingga mampu mencetak generasi baru yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia. Alumni dari Muhammadiyah ini diharapkan mampu menjadi generasi terpelajar yang dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk mengupayakan Indonesia lepas dari belenggu penjajahan.
Amanah Jihad Muhammadiyah
HakikatnyLahirnya Muhamamdiyah melalui pendidikan dan kepanduan yang dijalankan selama ini secara langsung telah menyadarkan akan arti penting jiwa nasionalisme guna meraih kemerdekaan yang sekaligus dipertahankan.
Bibit-bibit nasionalisme tumbuh subur dalam Rahim Muhammadiyah. Keberhasilannya membangun kesadaran nasional melalui pendidikan yang diajarkan pada sekolah-sekolah Muhammadiyah telah mampu melahirkan banyak tokoh pergerakan basional, mulai dari Jenderal Soedirman, Buya Hamka hingga Soekarno, dan lainnya yang menggelorakan jiwa nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajahan guna meraih kemerdekaan.
Jenderal Soedirman yang terpilih sebagai Panglima Besar TKR merupakan kader Muhamamdiyah. Beliau adalah anggota aktif Muhammadiyah melalui organisasi kepanduan Hizbul Wathan (Patvinder Moehammadijah).
Salah satu kalimat beliau sebagai aktivis Hizbul Wathan Muhammadiyah: “sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah, ragu dan bimbang lebih baik pulang”. Soekarno sebagai salah seorang kader Muhamamdiyah juga menyatakan ketertarikannya dengan pemikiran K.H. Achmad Dachlan yang menjalankan pemikiran Islam yang progresif, sehingga beliau menjadi anggota sekaligus guru di sekolah Muhamamdiyah (muhamamdiyah.or.id, 2021).
Dalam menghadapi serbuan pasukan Militer Belanda yang masih berkeinginan untuk menancapkan kembali kukunya di Indonesia, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan sekaligus kebangsaan, telah pula tampil mendorong para pemuda dan segenap komponen bangsa untuk mempertahan kemerdekaan yang telah diraih bersama.
Secara tegas pimpinan Muhammadiyah mengeluarkan maklumat berupa Amanat Jihad Muhammadiyah yang pertama kali diterbitkan melalui surat kabar Boelan Sabit, yang terbit di Solo tertanggal 15 Juni 1946. Amanat Jihad Muhammadiyah tersebut berbunyi:
KOMANDO MOEHAMMADIJAH
Madjoe Menjerboe Berdjihad
BERSIAPLAH
Kita insjaf bahwa kinilah masanja Allah Jang Maha Bidjaksana mengoedji kita! Marilah kita tempoeh segala matjam oedjian dengan menoenaikan kewadjiban kita. Kemoedian kita serahkan diri kepada Allah apa jang akan terdjadi. Allah telah berfirman:
Jang artinja: “Katakanlah hai Moehammad! Djika kamoe hendak melindoengkan diri dari pada mati itoe tidak ada goenanja” (Ahzab: 16). “Djika kamoe terkena loeka, maka moesoehpoen terkena loeka poela” (Ali Imran: 140). “Berdjoeanglah! Baik ringan ataupoen berat! Dan berdjihadlah fi sabilillah dengan harta, djiwa kamoe sekalian. Soenggoeh jang demikian itoe baik sekali bagi kamoe sekalian djika kamoe mengerti” (Taubah: 41).
“Djika benar2 kamoe menolong ALLAH, ALLAH menolong kepada kamoe dan menegoehkan pendirian kamoe (Moehammad: 7). “Ketika engkau melemparkan panah kepada moesoeh, sebenarnja boekan kamoe jang memanah, tetapi ALLAH djoea (Anfaal: 17).
“Sesoenggoehnja jang berhak mewarisi boemi itoe, ialah hamba kami jang sholeh” (Anbiyak: 105). Mengingat firman ALLAH dan menauladan tjontoh perdjoeangan Rasoeloellah s.a.w. maka kami menjampaikan amanat penting kepada segenap kaoem Moeslimin teroetama anggauta dan keloearga Moehammadijah seloeroeh Indonesia, marilah Bismillahirrahmanirrahim, kita terdjoen kegelanggang perdjoeangan djihad fisabilillah menghadapi perdjoeangan besar2an mengoesir pendjadjah dengan menjerahkan segenap djiwa raga kita kehadapan ALLAH Jang Maha Koeasa!
PENUTUPAN
Muhammadiyah telah menjadi bagian integral dari perjalanan sejarah dan kemajuan Indonesia. Peranannya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sosial, dan kemanusiaan, mencerminkan kontribusi nyata organisasi ini sebagai agen perubahan yang mempromosikan keadilan sosial, toleransi, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam perjuangan kemerdekaan hingga era modern, Muhammadiyah tidak hanya beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga terus melahirkan inovasi yang relevan dengan tantangan global dan lokal.
Melalui pendekatan yang inklusif dan progresif, Muhammadiyah memberikan teladan tentang bagaimana organisasi keagamaan dapat memengaruhi pembangunan bangsa secara positif. Harapannya, nilai-nilai yang diwariskan Muhammadiyah dapat terus dilestarikan dan dikembangkan untuk mewujudkan Indonesia yang maju, beradab, dan berkeadilan. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat menjadi refleksi dan inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus melanjutkan perjuangan demi kebaikan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.aripafi.or.id/index.php/jbpai/article/download/442/649/2458
https://umsu.ac.id/berita/muhammadiyah-pengertian-dan-sejarah-perkembangannya
https://umsb.ac.id/berita/index/1549-nasionalisme-muhammadiyah-dan-kemerdekaan
