
Muhammad Lutha R.A, Muhammad Rafly Tahta
Program Studi Kewirausahaan
Universitas Muhammadiyah Gresik
Abstrak
Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuannya di lakukan bersamaan antara gerakan purifikasi dengan gerakan muamalah. Purifikasi dalam bidang aqidah yang dilakukan oleh muhammadiyah adalah aqidah yang memiliki keterkaitan dengan aspek sosial kemasyarakatan.
Semakin hari dzaman semakin maju dan penanaman umat islam pada generasi muda semakin berkurang. Dengan adanya muhammadiyah, maka dibentuk dan dididik pemuda sekarang agar menjadi generasi yang kuat dalam keislamannya tidak mudah runtuh islamnya ketika berhadapan dengan aliran sesat yang tidak berpegang pada tauhid dan keimanan kepada Allah SWT.
Persayarikatan Muhammadiyah mulai sejak berdri hingga sekarang identik dengan gerakan pembaruan Islam. Gerakan ini tidak lepas dari kondisi ketika ia lahir dari gagasan KH Ahmad Dahlan. Oleh karenanya, Muhammadiyah bdengaerada di garda depan dalam melakukan pemurnian ajaran-ajaran Islam yang telah mengalami percampuran dengan entitas budaya dan praktik-praktik di luar ajaran Islam sendiri. Lazim apabila slogan al-ruju’ ilal al-Qur’an wa al-Hadits menjadi landasan normative Persyarikatan ini. Melalui dasar inilah ajaran Islam memiliki pola elastitas dan kesesuaian dengan alur perubahan dan perkembangan zaman.
Pendahuluan
Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuannya di lakukan bersamaan antara gerakan purifikasi dengan gerakan muamalah. Purifikasi dalam bidang aqidah yang dilakukan oleh muhammadiyah adalah aqidah yang memiliki keterkaitan dengan aspek sosial kemasyarakatan.
Lebih lanjut dikatakan Islam berkemajuan yang dimaksud adalah Islam yang tidak hanya sekadar muncul dalam nilai ibadah semata, tetapi menjadi penyeimbang antara pemurnian dan kemajuan.
Misalnya, salat dilakukan dengan penghayatan dan pemaknaan walaupun cukup singkat. Oleh sebab itu, Muhammadiyah menghendaki agar adanya keseimbangan antara pemurnian dalam kemajuan duniawi (muamalah).
Menurut istilah, ada beberapa kalangan yang mencoba untuk memberikan batasan. menyatakan bahwa yang dimaksud dengan purifikasi atau pemurnian ialah m,engembalikan ajaran Islam pada sumbernya yang asli sebagaimana telah ditentukan segala sesuatunya secara baku dalam al-Qur’an dan Sunnah yang shahih khususnya menyangkut ibadah dan aqidah.
gerakan pembaruan/purifikasi merupakan cermin dari ortodoksi Islam. Gerakan seperti ini umumnya menggunakan jargon “kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah” yang selalu menghendaki orsinalitas ajaran. Dengan demikian, jelaslah bahwa masalah-masalah yang dapat dipurifikasi adalah masalah yang berkaitan dengan masalah tauhid dan masalah ibadah mahdhah.
Dalam konteks Muhammadiyah, tajdid dan tarjih bertujuan untuk menghidupkan kembali ajaran al-Qur’an dan Sunnah dan memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepadanya. Adapun yang masih merupakan rumpun tajdid dalam perspektif Muhammadiyah adalah seperti diurakan oleh beberapa tokoh Muhammadiyah sebagai berikut: Pertama, K.H. Azhar basyir menyebutkan bahwa Muhammadiyah bertujuan memurnikan ajaran al-Qur’an dan Sunnah dari praktek-praktek takhayul, bid’ah dan khurafat yang dianggap
kata kunci: Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berwatak tajrid dan tajdid pengertian tajrid dan tajdid model tajrid dan tajdid Muhammadiyah makna gerakan dan keagamaan Muhammadiyah
Pembahasan
- pengertian tarjih dan tajdid
Pengertian Tajrid secara bahasa berasal dari kata “JarradaYujarridu-Tajrīdan” yang bermakna asli, murni (tidak ada tambahan dan pengurangan). Tajrīd dimaksudkan secara bahasa Indonesia berarti pemurnian. Istilah ini tidak sepopuler kata tajdīd, sekalipun dimaksudkan adalah memurnikan hal-hal yang bersifat khusus. Istilah ini dipopulerkan Din Syamsuddin dalam buku “Muhammadiyah untuk Semua”. Dikatakan bahwa Muhammadiyah berada antara tajrīd dan tajdīd. Dalam masalah ibadah umat Islam harus tajrīd dengan mengikuti nabi Muhammad dan tidak ada pembaharuan sedikit pun, sedangkan dalam muamalah umat harus tajdīd yaitu umat melakukan modernisasi dan pembaharuan.
Pengertian Tajdīd berasal dari bahasa Arab yakni dari kata JaddadaYujaddidu-Tajdīdan, bermakna memperbaharui sesuatu sehingga menjadi baru.68 Dengan kata lain, tajdid berarti pembaharuan terhadap segala usaha yang telah dilakukan masa lampau untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan sesuai dengan tujuan yang telah dicita-citakan. Dalam hal ini, Muhammadiyah berusaha memberikan yang terbaik bagi warga Muhammadiyah secara khusus dan warga masyarakat secara umum demi terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridai Allah SWT.
- Model tajrid dan tajdid
Model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah adalah konsep yang mengacu pada upaya untuk “murnikan” (tajrid) dan “perbaharui” (tajdid) ajaran Islam berdasarkan pemahaman yang benar dan sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis, tanpa dipengaruhi oleh praktik atau tradisi yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang asli. Konsep ini sangat berhubungan dengan semangat reformasi yang dijalankan oleh organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada awal abad ke-20 di Indonesia.
- Tajrid (Purnakan)
Tajrid berarti “pemurnian”. Dalam konteks Muhammadiyah, tajrid mengarah pada upaya untuk membersihkan ajaran Islam dari praktik atau pemahaman yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam yang murni. Ini mencakup penolakan terhadap bid’ah (inovasi dalam agama) dan praktek-praktek yang tidak ada dasar yang kuat dari Al-Qur’an dan Hadis. Ajaran yang murni adalah yang tidak bercampur dengan kepercayaan atau adat-istiadat yang tidak berasal dari ajaran Islam yang sahih.
- Tajdid (Pembaharuan)
Tajdid berarti “pembaharuan” atau “reformasi”. Muhammadiyah memandang pentingnya pembaharuan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam di zaman yang terus berkembang. Tajdid mencakup upaya untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan tuntutan zaman, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip pokok agama, namun terbuka terhadap penafsiran yang rasional dan kontekstual.
Tujuan Utama Model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah:
Pembersihan Ajaran Islam: Mengembalikan pemahaman Islam kepada sumber-sumber asli (Al-Qur’an dan Hadis), tanpa tambahan atau pengurangan yang tidak berdasar.
Reformasi dalam Praktik Keagamaan: Meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam di tengah perkembangan zaman, dengan lebih menekankan pada esensi ajaran daripada budaya atau tradisi yang mungkin bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Pemberdayaan Umat: Mendorong umat Islam untuk terus berinovasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang murni.
Secara keseluruhan, model Tajrid dan Tajdid ini bertujuan untuk membawa umat Islam kembali kepada ajaran Islam yang sebenar-benarnya dan relevan dengan tantangan zaman, sambil menjaga kemurnian ajaran agama.
- Makna gerakan dan keagamaan Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1912. Organisasi ini memiliki dua aspek utama, yaitu gerakan dan keagamaan, yang saling terkait dan bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam kehidupan umat Islam, baik dari segi spiritual maupun sosial.
- Gerakan Muhammadiyah
Gerakan Muhammadiyah merujuk pada upaya kolektif yang dilakukan oleh organisasi ini untuk mewujudkan perubahan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya dalam rangka mendakwahkan ajaran Islam yang murni. Gerakan ini memiliki beberapa ciri utama:
Gerakan Pembaharuan (Tajdid): Muhammadiyah berusaha melakukan pembaharuan dalam pemahaman dan praktik ajaran Islam. Gerakan ini berfokus pada penolakan terhadap bid’ah (inovasi yang tidak berdasar dalam agama) dan mengajak umat Islam untuk kembali pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam. Pembaharuan ini dilakukan dengan cara-cara yang rasional dan kontekstual, yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Gerakan Sosial: Muhammadiyah bukan hanya bergerak dalam ranah spiritual, tetapi juga dalam perbaikan sosial. Melalui berbagai program sosial dan kemanusiaan, seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan bantuan kemanusiaan, Muhammadiyah berupaya menciptakan kesejahteraan umat dan masyarakat luas.
Gerakan Islam Modern: Muhammadiyah mengedepankan pentingnya modernisasi dalam kehidupan umat Islam, tanpa mengabaikan nilai-nilai agama. Gerakan ini mendorong umat Islam untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperbaiki kualitas hidup mereka melalui pendidikan dan ekonomi yang berbasis pada ajaran Islam.
- Keagamaan Muhammadiyah
Keagamaan Muhammadiyah adalah aspek spiritual dan ibadah yang mengarahkan umat Islam untuk berpegang teguh pada ajaran Islam yang sahih dan murni, berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Beberapa karakteristik utama dari keagamaan Muhammadiyah adalah:
Pemurnian Ajaran Islam (Tajrid): Muhammadiyah berkomitmen untuk memurnikan ajaran Islam dari segala bentuk praktik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran asli. Hal ini meliputi penolakan terhadap tradisi yang tidak memiliki dasar kuat dalam syariat Islam, seperti praktik khurafat, bid’ah, dan takhayul. Dalam hal ini, Muhammadiyah berusaha untuk mengajak umat Islam kembali pada ajaran yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis.
Ibadah yang Sederhana dan Praktis: Muhammadiyah menekankan ibadah yang sederhana namun sesuai dengan tuntunan syariat. Misalnya, dalam praktik shalat, Muhammadiyah mengutamakan cara yang sesuai dengan Hadis yang sahih dan tidak terjebak dalam praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni.
Kemandirian dan Rasionalitas: Keagamaan Muhammadiyah mengajak umat untuk menggunakan akal sehat dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Muhammadiyah memandang pentingnya pembelajaran agama yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan rasionalitas, bukan sekadar mengikuti tradisi atau taklid buta.
Toleransi dan Moderasi: Muhammadiyah juga menekankan pentingnya sikap toleransi antar umat beragama dan menjaga moderasi dalam beragama. Meskipun fokus pada pemurnian ajaran Islam, Muhammadiyah tetap menghargai keragaman dan mendorong dialog antar umat beragama untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan sosial.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, gerakan Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudkan perubahan dalam masyarakat yang lebih baik melalui pemahaman Islam yang murni dan relevan dengan kebutuhan zaman. Sementara itu, keagamaan Muhammadiyah menekankan pentingnya praktik ibadah yang sahih dan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis, serta berfokus pada pengembangan spiritualitas yang rasional dan kontekstual. Kedua aspek ini bersinergi untuk membangun umat yang berpengetahuan, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan bangsa.
Kesimpulan
Kesimpulannya, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berwatak tarjih dan tajdid menegaskan peran aktif dalam menafsirkan ajaran Islam dengan pendekatan yang kritis dan relevan, serta berkomitmen pada pembaruan demi kemajuan umat dalam berbagai aspek kehidupan.
Daftar pustaka
https://www.kompasiana.com/sherlyagustina0118/636a539796b6800c744f91c2/muhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-berwatak-tajrid-dan-tajdid?page=all
