Sunan Drajat: Wali yang Mengubah Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa

Posted by : infoblit September 29, 2024 Tags : budaya , islam , lamongan

Sunan Drajat, yang memiliki nama asli Raden Qasim, adalah salah satu anggota Walisongo, penyebar agama Islam di Jawa. Ia lahir pada abad ke-15 dan merupakan putra dari Sunan Ampel, seorang tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa Timur. Sunan Drajat terkenal karena pendekatannya dalam berdakwah yang sangat humanis, berfokus pada kesejahteraan sosial, kemanusiaan, dan pendidikan.

Sunan Drajat berdakwah di wilayah Lamongan, Jawa Timur, dan berhasil mengajak masyarakat setempat untuk memeluk Islam dengan pendekatan yang santun dan bijak. Selain mengajarkan ajaran Islam, ia juga menekankan pentingnya solidaritas sosial. Sunan Drajat dikenal sangat peduli pada kesejahteraan kaum miskin, ia bahkan menciptakan sistem sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, termasuk program-program pendidikan untuk anak-anak.

Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah “pitutur luhur” (ajaran mulia) yang menekankan nilai-nilai kebajikan dan empati, seperti kerja keras, keikhlasan, dan kebersamaan. Selain berdakwah, ia juga menyebarkan kebudayaan melalui kesenian, termasuk gamelan dan wayang, yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan moral Islam.

Makam Sunan Drajat berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dan menjadi salah satu tujuan ziarah yang banyak dikunjungi umat Islam hingga saat ini.

Jalan dakwah Sunan Drajat dikenal unik karena pendekatannya yang berfokus pada kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kebajikan. Dalam menyebarkan ajaran Islam, Sunan Drajat menekankan pentingnya membantu sesama dan membangun masyarakat yang adil dan makmur. Berikut beberapa metode dakwah yang ia lakukan:

1. Kesejahteraan Sosial: Sunan Drajat sangat peduli dengan kondisi masyarakat, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan. Ia sering memberikan bantuan materi kepada yang membutuhkan dan mendorong masyarakat untuk saling membantu. Pendekatan ini membuat masyarakat lebih terbuka terhadap ajaran Islam yang dibawanya karena mereka merasakan manfaat nyata.

2. Pendidikan: Ia juga mendirikan lembaga pendidikan untuk mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Sunan Drajat percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk membangun masyarakat yang berakhlak baik. Selain itu, ia mengajarkan nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan kerja keras, keikhlasan, dan gotong royong.

3. Kesenian dan Kebudayaan: Sunan Drajat menggunakan kesenian sebagai media dakwah, seperti gamelan dan wayang. Ia memodifikasi cerita-cerita dalam wayang untuk memasukkan nilai-nilai Islam sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa. Melalui pendekatan budaya ini, dakwahnya bisa diterima dengan baik tanpa menimbulkan penolakan.

4. Pitutur Luhur: Sunan Drajat juga meninggalkan ajaran moral yang dikenal sebagai “pitutur luhur,” yang berisi nasihat-nasihat tentang kebajikan, etika, dan kehidupan bermasyarakat. Beberapa ajarannya meliputi pentingnya empati terhadap sesama, menjaga hubungan baik, serta tanggung jawab sosial.

5. Pemberdayaan Ekonomi: Ia mendorong masyarakat untuk mengembangkan keterampilan ekonomi agar tidak bergantung pada orang lain. Melalui pengembangan ekonomi, masyarakat bisa hidup lebih mandiri dan sejahtera, yang pada akhirnya memudahkan penerimaan ajaran Islam.

Dengan pendekatan dakwah yang lembut dan penuh empati, Sunan Drajat berhasil menyebarkan Islam di Lamongan dan sekitarnya tanpa memaksakan, melainkan dengan menunjukkan teladan baik dalam kehidupan sehari-hari.

 

RELATED POSTS
FOLLOW US